A. Konsep-konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan
yang terjadi pada aspek fisik. Contoh: munculnya gigi baru, semakin
bertambahnya jumlah gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, dst.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah proses perubahan progresif yang bersifat kualitatif
fungsional dan yang terjadi pada aspek fisik atau psikis. Contoh : munculnya
kemampuan berdiri dan berjalan, semakin meningkatnya kemampuan berdiri dan
berjalan, semakin meningkatnya kemampuan berpikir, berimajinasi, dst.
3. Persamaan dan Perbedaan Pertumbuhan dengan Perkembangan
a. Persamaan pertumbuhan dengan perkembangan ialah bahwa keduanya
merupakan proses perubahan progresif.
b. Perbedaannya adalah : (1) sifat perubahan, pada pertumbuhan perubahan
bersifat kuantitatif sedangkan pada perkembangan, perubahan bersifat
kualitatif fungsional; (2) aspek yang berubah, pada pertumbuhan yang
berubah adalah aspek fisik, sedangkan pada perkembangan aspek fisik dan
psikis.
4. Hubungan Pertumbuhan dengan Perkembangan
Perkembangan tidak terpisahkan dengan pertumbuhan. Perkembangan
individu dapat terjadi secara normal bila yang bersangkutan mengalami
pertumbuhan yang normal. Dapat pula dinyatakan bahwa pertumbuhan
merupakan prasyarat perkembangan.
Perkembangan terjadi bersamaan atau setelah terjadinya proses
pertumbuhan. Contoh: dalam waktu kurang lebih 12 bulan semenjak
kelahirannya, ukuran kaki anak semakin bertambah besar dan panjang
(pertumbuhan), kemudian kaki tersebut mulai difungsikan untuk berdiri dan
berjalan (perkembangan).Pertumbuhan merupakan proses untuk menyiapkan perkembangan.
Perkembangan akan berlangsung normal jika pertumbuhan juga berlangsung
normal. Perkembangan bermasalah jika pertumbuhan bermasalah.
Meskipun pertumbuhan berbeda dengan perkembangan tapi karena
keduanya tidak terpisahkan selain itu juga karena proses pertumbuhan lebih
dahulu berhenti maka pembahasan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
seringkali hanya dinyatakan dengan satu istilah saja, yaitu perkembangan.
5. Karakteristik Perkembangan
Terjadinya perkembangan pada individu dapat diketahui berdasarkan
karakteristik tertentu yang dialaminya. Karakteristik-karakteristik dimaksud
mudah dikenali, yaitu sebagai berikut.
a. Terjadinya perubahan semua aspek baik aspek fisik maupun aspek psikis.
Perubahan-perubahan yang dimaksud merupakan perubahan progresif,
kearah kemajuan.
b. Perubahan dalam proporsi fisik dan juga psikis. Perubahan pada proporsi
fisik, tepatnya tubuh jelas sekali terlihat. Semakin bertambah usia
perbandingan dalam ukuran tubuh individu semakin berubah dan pada
masa remaja tubuh individu telah memiliki proporsi tubuh seperti yang
dimiliki orang dewasa. Perubahan proporsi psikis dapat dikenali misalnya
dalam kemampuan berimajinasi dan berpikir. Pada mulanya daya
imajinasi individu lebih menonjol dari pada daya pikirnya. Seiring dengan
bertambahnya usia, proporsi daya imajinasi menjadi semakin berkurang
sedangkan proporsi daya pikir semakin bertambah.
c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama, baik secara fisik maupun kejiwaan.
Tanda-tanda fisik yang hilang misalnya : kelenjar thymus (kelenjar anak-
anak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah
otak, rambut-rambut halus, dan gigi susu. Tanda-tanda kejiwaan yang
hilang antara lain hilangnya kebiasaan meraban dan perilaku impulsive
(dorongan untuk bertindak yang tidak disertai dengan berpikir terlebih
dahulu).
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru. Tanda-tanda baru pada aspek fisik
diantaranya adalah : pergantian gigi, munculnya ciri-ciri seks primer dan
juga seks sekunder. Tanda-tanda baru pada aspek psikis yang muncul
diantaranya : rasa ingin tahu akan sesuatu, kemampuan mengendalikan
emosi, dll.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Beberapa individu yang usianya sama ternyata perkembngan mereka baik
secara vertical maupun horizontal tidak selalu sama. Bahkan beberapa individu
berasal dari orang tua yang sama dalam perkembannya, mereka juga
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Mengapa demikian ? Ada
beberapa teori yang menjawab pertanyaan ini dengan menyoroti peranan
pembawaan dan lingkungan.
a. Teori Empirisme
Teori empirisme disebut juga teori tabularasa dan environmentalism. Teori
ini dipelopori oleh John Locke (1632 – 1704). Menurut teori empirisme,
perkembangan individu ditentukan oleh lingkungannya. Teori ini
beranggapan bahwa pembawaan itu tidak ada. John Locke menyatakan
bahwa pada saat dilahirkan, jiwa individu dalam keadaan kosong (ibarat
tabularasa yang belum tertulisi), dan lingkunganlah yang akan mengisi
kekosongan tersebut.
b. Teori Nativisme
Teori nativisme dengan tokohnya Arthur Schopenhauer (1788 – 1880),
beranggapan bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (pembawaan). Bila individu dilahirkan
dengan pembawaan yang baik dengan sendirinya perkembangannya
akan baik, dan sebaliknya.
c. Teori Konvergensi
Teori konvergensi disebut juga teori interaksionisme. Teori ini
dikemukakan oleh William Stern (1871 – 1939). Menurut Stern,
perkembangan individu merupakan hasil perpaduan atau interaksi antara
faktor pembawaan dengan faktor ling-kungan. Pembawaan sudah ada
pada masing-masing individu sejak kelahirannya. Dan pembawaan ini
tidak dapat berkembang menjadi kecakapan nyata bila tidak mendapat
pengaruh dari lingkungan.
Dari ketiga teori tersebut yang dapat diterima kebenarannya adalah teori
kon-vergensi. Namun perlu ditambahkan bahwa masih ada satu faktor lagi
yaitu usaha atau motivasi dari diri sendiri untuk berkembang. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa perkembangan individu merupakan hasil
perpaduan antara faktor internal (pembawaan dan motivasi dari diri sendiri)
dan faktor eksternal.
7. Prinsip-prinsip Perkembangan.
a. Bahwa perkembangan merupakan perubahan progresif.
Melalui perkembangan segala-sesuatu yang masih bersifat kemungkinan
dapat berubah menjadi kenyataan. Hal demikian dapat digambarkan sebagai berikut.
b. Bahwa perkembangan awal lebih penting dibandingkan dengan
perkembangan-per-kembangan selanjutnya.
c. Bahwa perkembangan membutuhkan lingkungan.
Apa saja yang dimiliki individu sejak kelahirannya sebagai kemampuan
potensial membutuhkan stimuli atau pengaruh dari lingkungan terutama
lingkungan sosial.
d. Bahwa proses perkembangan berlangsung dengan mengikuti pola tertentu.
e. Bahwa tempo perkembangan bersifat individual.
Beberapa individu yang usianya sama atau hampir sama, tingkat
perkembangannya tidak selalu sama, ada yang cepat, ada yang sedang, ada
pula yang lambat. Misalnya kemampuan berjalan, ada anak yang sudah bisa
berjalan ketika berusia 11 bulan, anak yang lain bisa berjalan ketika usianya
13 bulan, dan yang lain lagi baru bisa berjalan pada saat dia berusia 15
bulan.
f. Bahwa perkembangan berlangsung secara bertahap, di mana setiap tahap
perkembangan memiliki karakteristik tertentu dan tugas-tugas perkembangan
tertentu, serta resiko tertentu pula
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan
yang terjadi pada aspek fisik. Contoh: munculnya gigi baru, semakin
bertambahnya jumlah gigi, semakin bertambahnya tinggi badan, dst.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah proses perubahan progresif yang bersifat kualitatif
fungsional dan yang terjadi pada aspek fisik atau psikis. Contoh : munculnya
kemampuan berdiri dan berjalan, semakin meningkatnya kemampuan berdiri dan
berjalan, semakin meningkatnya kemampuan berpikir, berimajinasi, dst.
3. Persamaan dan Perbedaan Pertumbuhan dengan Perkembangan
a. Persamaan pertumbuhan dengan perkembangan ialah bahwa keduanya
merupakan proses perubahan progresif.
b. Perbedaannya adalah : (1) sifat perubahan, pada pertumbuhan perubahan
bersifat kuantitatif sedangkan pada perkembangan, perubahan bersifat
kualitatif fungsional; (2) aspek yang berubah, pada pertumbuhan yang
berubah adalah aspek fisik, sedangkan pada perkembangan aspek fisik dan
psikis.
4. Hubungan Pertumbuhan dengan Perkembangan
Perkembangan tidak terpisahkan dengan pertumbuhan. Perkembangan
individu dapat terjadi secara normal bila yang bersangkutan mengalami
pertumbuhan yang normal. Dapat pula dinyatakan bahwa pertumbuhan
merupakan prasyarat perkembangan.
Perkembangan terjadi bersamaan atau setelah terjadinya proses
pertumbuhan. Contoh: dalam waktu kurang lebih 12 bulan semenjak
kelahirannya, ukuran kaki anak semakin bertambah besar dan panjang
(pertumbuhan), kemudian kaki tersebut mulai difungsikan untuk berdiri dan
berjalan (perkembangan).Pertumbuhan merupakan proses untuk menyiapkan perkembangan.
Perkembangan akan berlangsung normal jika pertumbuhan juga berlangsung
normal. Perkembangan bermasalah jika pertumbuhan bermasalah.
Meskipun pertumbuhan berbeda dengan perkembangan tapi karena
keduanya tidak terpisahkan selain itu juga karena proses pertumbuhan lebih
dahulu berhenti maka pembahasan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
seringkali hanya dinyatakan dengan satu istilah saja, yaitu perkembangan.
5. Karakteristik Perkembangan
Terjadinya perkembangan pada individu dapat diketahui berdasarkan
karakteristik tertentu yang dialaminya. Karakteristik-karakteristik dimaksud
mudah dikenali, yaitu sebagai berikut.
a. Terjadinya perubahan semua aspek baik aspek fisik maupun aspek psikis.
Perubahan-perubahan yang dimaksud merupakan perubahan progresif,
kearah kemajuan.
b. Perubahan dalam proporsi fisik dan juga psikis. Perubahan pada proporsi
fisik, tepatnya tubuh jelas sekali terlihat. Semakin bertambah usia
perbandingan dalam ukuran tubuh individu semakin berubah dan pada
masa remaja tubuh individu telah memiliki proporsi tubuh seperti yang
dimiliki orang dewasa. Perubahan proporsi psikis dapat dikenali misalnya
dalam kemampuan berimajinasi dan berpikir. Pada mulanya daya
imajinasi individu lebih menonjol dari pada daya pikirnya. Seiring dengan
bertambahnya usia, proporsi daya imajinasi menjadi semakin berkurang
sedangkan proporsi daya pikir semakin bertambah.
c. Lenyapnya tanda-tanda yang lama, baik secara fisik maupun kejiwaan.
Tanda-tanda fisik yang hilang misalnya : kelenjar thymus (kelenjar anak-
anak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian bawah
otak, rambut-rambut halus, dan gigi susu. Tanda-tanda kejiwaan yang
hilang antara lain hilangnya kebiasaan meraban dan perilaku impulsive
(dorongan untuk bertindak yang tidak disertai dengan berpikir terlebih
dahulu).
d. Diperolehnya tanda-tanda yang baru. Tanda-tanda baru pada aspek fisik
diantaranya adalah : pergantian gigi, munculnya ciri-ciri seks primer dan
juga seks sekunder. Tanda-tanda baru pada aspek psikis yang muncul
diantaranya : rasa ingin tahu akan sesuatu, kemampuan mengendalikan
emosi, dll.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Beberapa individu yang usianya sama ternyata perkembngan mereka baik
secara vertical maupun horizontal tidak selalu sama. Bahkan beberapa individu
berasal dari orang tua yang sama dalam perkembannya, mereka juga
menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Mengapa demikian ? Ada
beberapa teori yang menjawab pertanyaan ini dengan menyoroti peranan
pembawaan dan lingkungan.
a. Teori Empirisme
Teori empirisme disebut juga teori tabularasa dan environmentalism. Teori
ini dipelopori oleh John Locke (1632 – 1704). Menurut teori empirisme,
perkembangan individu ditentukan oleh lingkungannya. Teori ini
beranggapan bahwa pembawaan itu tidak ada. John Locke menyatakan
bahwa pada saat dilahirkan, jiwa individu dalam keadaan kosong (ibarat
tabularasa yang belum tertulisi), dan lingkunganlah yang akan mengisi
kekosongan tersebut.
b. Teori Nativisme
Teori nativisme dengan tokohnya Arthur Schopenhauer (1788 – 1880),
beranggapan bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (pembawaan). Bila individu dilahirkan
dengan pembawaan yang baik dengan sendirinya perkembangannya
akan baik, dan sebaliknya.
c. Teori Konvergensi
Teori konvergensi disebut juga teori interaksionisme. Teori ini
dikemukakan oleh William Stern (1871 – 1939). Menurut Stern,
perkembangan individu merupakan hasil perpaduan atau interaksi antara
faktor pembawaan dengan faktor ling-kungan. Pembawaan sudah ada
pada masing-masing individu sejak kelahirannya. Dan pembawaan ini
tidak dapat berkembang menjadi kecakapan nyata bila tidak mendapat
pengaruh dari lingkungan.
Dari ketiga teori tersebut yang dapat diterima kebenarannya adalah teori
kon-vergensi. Namun perlu ditambahkan bahwa masih ada satu faktor lagi
yaitu usaha atau motivasi dari diri sendiri untuk berkembang. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa perkembangan individu merupakan hasil
perpaduan antara faktor internal (pembawaan dan motivasi dari diri sendiri)
dan faktor eksternal.
7. Prinsip-prinsip Perkembangan.
a. Bahwa perkembangan merupakan perubahan progresif.
Melalui perkembangan segala-sesuatu yang masih bersifat kemungkinan
dapat berubah menjadi kenyataan. Hal demikian dapat digambarkan sebagai berikut.
POTENSIALITAS - AKTUALITAS
BAKAT - KECAKAPAN
DEPENDENSI - INDEPENDENSI
KAPASITAS - ABILITAS
INKOMPETENSI - KOMPETENSI
AUTOPLASTIS - ALLOPLASTIS
NON PRODUKTIFPRODUKTIF
perkembangan-per-kembangan selanjutnya.
c. Bahwa perkembangan membutuhkan lingkungan.
Apa saja yang dimiliki individu sejak kelahirannya sebagai kemampuan
potensial membutuhkan stimuli atau pengaruh dari lingkungan terutama
lingkungan sosial.
d. Bahwa proses perkembangan berlangsung dengan mengikuti pola tertentu.
e. Bahwa tempo perkembangan bersifat individual.
Beberapa individu yang usianya sama atau hampir sama, tingkat
perkembangannya tidak selalu sama, ada yang cepat, ada yang sedang, ada
pula yang lambat. Misalnya kemampuan berjalan, ada anak yang sudah bisa
berjalan ketika berusia 11 bulan, anak yang lain bisa berjalan ketika usianya
13 bulan, dan yang lain lagi baru bisa berjalan pada saat dia berusia 15
bulan.
f. Bahwa perkembangan berlangsung secara bertahap, di mana setiap tahap
perkembangan memiliki karakteristik tertentu dan tugas-tugas perkembangan
tertentu, serta resiko tertentu pula
Comments
Post a Comment